.quickedit{ display:none; }

Senin, 04 Januari 2016

Rowo Jombor Tercemar-Estib Post-SMPN 3 Bayat Klaten Jateng



Semula tempat waduk ini dipergunakan sebagai penampungan air. Saat musim kemarau air di distribusikan untuk pengairan ribuan hektar sawah di wilayah Kecamatan Bayat, Kecamatan Trucuk dan Kecamatan Cawas. Mulai Tahun 1990-an ada beberapa orang penduduk setempat yang membangun warung apung dengan tujuan wisata kuliner. Sekarang makin banyak bangunan diatas air hingga awal Tahun 2016 sudah mencapai puluhan warung apung.

Rowo Jombor adalah waduk yang berada di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa-Tengah. Waduk ini mempunyai tanggul yang melingkar sepanjang 7 Km. Makin hari semakin ramai pengunjung. Wisatawan yang sekedar menikmati masakan, memancing, keperluan rapat dan muda mudi untuk memadu kasih.
Enceng Gondok Memenuhi Waduk

Keberadan warung ini mendapat respon positif karena bisa menyerap tenaga kerja dan meningkatkan taraf hidup masyarakat desa Krakitan dan sekitarnya. Namun kesejahteraan masyarakat tidak sebanding dengan dampak negatif yang ditimbulkannya.

Lingkungan menjadi kotor, air tercemar dan ikan sulit berkembang karena pembuangan limbah sisa masakan warung apung. Waduk menjadi dangkal akibat banyak limbah yang dibuang ke waduk yakni plastik, kaca, kawat, bambu, seng dan alat-alat dapur yang telah rusak.

Warung apung tidak tertata rapi, karamba dan jaring nelayan berserakan membuat waduk terlihat semrawut. Tumbuhan enceng gondok yang menutupi sebagian besar permukaan air menambah keadaan semakin tidak nyaman di pandang. Perjalanan tidak lagi lancar karena banyak bangunan liar dan permanen bermunculan di sisi kanan-kiri tanggul.

Bangunan Liar di Kiri-Kanan Tanggul
Suara musik dari warung apung terlalu keras sangat mengganggu lingkungan. Pada saatnya umat Islam menjalankan ibadah sholat Dhuhur dan sholat Ashar musik tidak dihentikan. Bahkan ada beberapa warung apung yang menyuguhkan hiburan penyanyi perempuan dengan berpakaian tidak sopan dan membiarkan warung sebagai tempat pesta miras. Risih rasanya berwisata karena Rowo Jombor sekarang tidak seindah dulu.

Yang lebih memprihatinkan banyak sepasang muda-mudi berpacaran tanpa rasa malu ditempat terbuka. Keadaan ini bisa dilihat di pinggir-pinggir tanggul mulai pagi hari hingga dini hari. Bahkan pernah ada seorang bapak paruh baya yang maninggal didalam mobil yang diduga sedang berbuat mesum dengan pasangannya. Hal ini bisa merusak mental anak-anak, karena sepanjang hari banyak wisatawan berbagai umur yang datang khususnya anak-anak sekitar waduk.

Ironis Desa Krakitan sebagai pusatnya kaum muslim atau serambi Mekahnya Klaten. Sebagai desa wisata perlu membuat regulasi agar Desa Krakitan ini terbebas dari segala perbuatan negatif. Instansi terkait dan masyarakat harus bisa mengembalikan keadaan Rowo Jombor seperti semula. Pemilik warung harus mentaati aturan yang sudah ada, wisatawan dilarang berbuat mesum, warung dan karamba ditata rapi serta tumbuhan enceng gondok dibersihkan.

(Estib Post-Jurnalis SMPN 3 Bayat, Klaten).

Nelayan Karamba Tidak tertata Rapi


Anak-Anak Memancing
Warung Apung Semrawut

Waduk Penuh Enceng Gondol

Bangunan Liar di Kiri-Kanan Tanggul

0 komentar :

Posting Komentar

 

Kumpul Blogger

Klaten Online

Pengikut