Nasi
kebuli adalah hidangan nasi berbumbu yang
bercitarasa gurih yang ditemukan di Indonesia.
Nasi ini dimasak bersama kaldu daging kambing, susu kambing, dan minyak samin,
disajikan dengan daging kambing opula dan kadang ditaburi dengan irisan kurma atau kismis.
Hidangan ini popular di kalangan warga Betawi
di Jakarta dan
warga keturunan Arab
di Indonesia. Nasi kebuli menunjukan pengaruh budaya Arab Timur Tengah
dan India
Muslim, tepatnya tradisi Arab Yaman. nasi ini mirip dengan nasi Biryani.
Dalam
kebudayaan Betawi, nasi kebuli biasanya disajikan dalam perayaan keagamaan Islam, seperti lebaran,
kurban,
atau maulid.
Nasi kebuli juga opular di kawasan kota yang
banyak terdapat warga keturunan Arab, seperti Surabaya
dan Gresik.
Menurut
Pak Wawan, Nasi kebuli dibuat dengan cara menanak nasi bersama kaldu kambing dan susu kambing (kadang
diganti santan).
Daging kambing ditumis dan dicampurkan ke dalam nasi dengan juga membubuhkan minyak samin
untuk memberikan aroma yang khas. Bumbu-bumbu yang dihaluskan dan ditumis
bersama nasi ini adalah bawang putih, bawang merah,
lada hitam,
cengkeh,
ketumbar,
jintan,
kapulaga,
kayu manis,
pala, dan
minyak samin. Kemudian daging kambing dimasak bersama dengan nasi setengah
matang ini hingga akhirnya benar-benar matang. Daging kambing ini bisa diiris
kecil-kecil dan dicampurkan ke dalam nasi, atau digoreng dan disajikan
terpisah. “Nasi kebuli biasanya disajikan dengan asinan
nanas,
kadang juga ditambahi sambal goreng hati”, jelas Pak wawan.
Pak
Wawan yang bernama asli Endis Hermwan mendapat pengalaman ketika sedang berkunjung ke tempat saudaranya di Jakarta. Saat menghadiri
resepsi, Pak wawan mendapat inspirasi ketika menemukan resep Nasi Kebuli di
tempat tersebut. Kemudian mempraktekannya dan berjualan Nasi kebuli di Jalan
Pemuda Klaten, tepatnya didepan SMPN 2 Klaten setiap Minggu padi pada acara car
free day serta di tempat-tempat keramaiannya lainnya yang sifatnya incidental.
“Selain menjual Nasi kebuli, Saya juga jualan Empal Genthong dari Jawa-Barat”,
ujar Pak Wawan.
(Estib
Post-Jurnalis SMPN 3 Bayat, Klaten)
0 komentar :
Posting Komentar