Sebanyak
1.000 SSI Klaten tersebut dikukuhkan Bupati Klaten Sri Hartini di Stadion
Trikoyo Klaten pada Minggu (13/11/16). Wakil Rektor UGM Jogja Prof Suratma
yang juga penggagas SSI juga hadir dalam acara tersebut. Selayaknya duta, 1.000
relawan perempuan itu juga dikalungi selempang. Selempang itu pula yang menjadi
bukti komitmen mereka untuk mewujudkan sungai yang cantik, indah, dan
bersih atau disingkat Cibi.
Siswa-siswi
SMP Negeri 3 Bayat, Klaten, Jawa-Tengah ikuti Deklarasi Sungai Bersih dan
dilanjutkan dengan bersih-bersih sungai Klaten dan sekitanrnya. Sebanyak 40
siswa ikut berperan dalam kegiatan menjaga lingkungan baik di rumah, sekolah
dan lingkungan masyarakat.
Komitmen
itu terlihat simpel, namun tidak dalam kenyataannya. Itu melihat fakta sebagian
besar sungai sudah tercemar dan kotor, baik oleh sampah rumah tangga yang
dibuang sembarangan atau limbah pabrik. Ketua SSI Pusat Surani Hasanati yang
juga dosen Fakultas Geografi UGM Jogja memberi arahan agar para relawan tidak
bingung untuk mulai bergerak.
“Pertama
yang harus dilakukan adalah di lingkungan sekitar dahulu. Sampah yang ada di
sekitar bisa dipilah antara organik dan anorganik. Sampah plastik bila dijual
paling hanya laku berapa? Tetapi kalau diolah, bisa menjadi barang yang punya
nilai ekonomi,” ucap Surani.
Saat ini
di sejumlah desa di Klaten sudah terdapat bank sampah. Melalui bank itu sampah
plastik dan kertas diolah menjadi barang bernilai ekonomi. Misalnya menjadi
tas, dompet, tempat, pensil, tempat majalah, wadah buah hingga tempat tisu.
Sementara sampah organik diolah menjadi pupuk bagi tanaman. Ini semua bisa
terwujud juga berkat tangan terampil kaum hawa di Klaten.
“Jumlah
Srikandi Sungai yang digalang di Klaten mencapai 1.000 orang, menjadi yang
paling banyak. Pengukuhan 1.000 Srikandi di Klaten sedang diajukan untuk
mendapatkan rekor dari MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia). Persyaratan sudah
dikirimkan tinggal menunggu,” papar Surani.
0 komentar :
Posting Komentar