.quickedit{ display:none; }

Kamis, 10 November 2016

Andiko Alfaizi, Alumni Estib Tahun 2015 Ditemukan Tak Bernyawa di Brijo Kidul




Posisi pertama ditemukan Jasad Andiko Alfaizi
Sedih dan tangis Iqbal Gilang Ramadhan pun tak terbendung. Setelah mengetahui sahabat dan tetangga yang menjadi tempat curhat, Andiko Alfaizi (16 th), ditemukan tak bernyawa di sebuah kebun barat rumah Iqbal di RT 3/RW 1 Dukuh Brejo Kidul, Desa Kalikebo, Kecamatan Trucuk, Klaten, Kamis pagi (10/11).
Iqbal yang saat ini kelas 9A SMP Negeri 3 Bayat, Klaten, selama ini memang menjadi teman sepermainan Andiko yang juga alumni SMPN 3 Bayat atau Estib tahun 2015.
“Tadi malam saya bersama Reva Andrean yang sama-sama kelas 9 Estib, main air bersama Andiko. Main airnya atau keceh setelah maghriban. Biasalah anak muda, nongkrong di dekat gapuro masuk Desa Wiro yang berbatasan dengan Brejo Kidul sambil mantau banjir,” ujar Iqbal.
Hal sama juga dikatakan Reva, setelah main air, sekitar pukul 20.00 WIB, mendatangi Andiko di rumahnya yang saat Rabu malam (9/11), kondisi depan rumahnya banjir setinggi 1 meteran. Meskipun kondisi kurang nyaman, Reva yang rumahnya dekat Andiko biasa mampir dan ngobrol banyak hal.
Kata Reva, Rabu malam itu sengaja mendatangi Andiko untuk minta bantuan kepada almarhum untuk memperbaiki payungnya yang rusak di sekitar rumah Andiko yang juga kebanjiran. “Mas, payungku rusak, tulong dandanono,” ujar Reva kepada Andiko.
Setelah melihat kondisi payung Reva, refleks Andiko mengucap, “Piye, nggenah wis rusak iki, raisoh iki, wis coklek payunge,” celethuk Andiko seperti dituturkan Reva. Karena tak bisa memperbaiki, selang beberapa lama kemudian Reva ijin pulang, karena dirinya tahu kalau almarhum sedang sibuk dan ada rencana keluar rumah.
Ibunda Andiko Alfaizi

Andiko yang saat ini masih duduk di bangku kelas 11 jurusan Teknik SMKN 1 Rota Bayat adalah putra ketiga pasangan Satiman (56 th) dan Hartini (55 th) yang tinggal di RT 4/RW 1 Dukuh Brejo Kidul, Desa Kalikebo. Masyarakat juga tak menyangka kalau pelajar yang dikenal rajin ini ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di kebun.
Saudara Andiko ada tiga orang, yaitu Eka (sudah menikah), Imam (kerja di Batam) dan Isma (kelas 6 SDN 2 Kalikebo, Trucuk). Tampak Isma juga menangis sambil merangkul leher ibunya sambil menyaksikan kakaknya sudah tak bernyawa. Kepala SDN 2 Kalikebo Satiman SPd bersama guru setempat juga ikut melayat.
Menurut Hartini, putranya sekitar Rabu malam, jam 22.00 WIB, minta ijin mau main ke luar melihat suasana lingkungan kampung yang sedang banjir. Saat itu, ketinggian air sekitar 1 meter lebih dan teras rumah Hartini tinggi banjirnya 60 cm.
“Ora usah metu-metu, saiki agek banjir, sesok kan kowe sekolah, metu ki arep nandi,” ujar Hartini ketika melarang Andiko pergi malam-malam saat derasnya banjir dengan membawa sepeda onthel.
Dan sejak banjir Rabu malam itu, Hartini dan keluarga terus berusaha mencari Andiko yang tak pulang ke rumah sampai air banjir surut. Dan sekitar pukul 10.00 WIB, Andiko ditemukan dalam kondisi sudah tak bernyawa di kebun milik Midi, 50 meter arah barat daya dari rumah korban.
Hartini dan keluarga besar Andiko terlihat sangat sedih dan memegang tubuh korban yang mengenakan kaos hitam dan celana pendek warna biru kebanggaan identitas Estib sekolah almamaternya.
Korban dibawa tim evakuasi Polsek Trucuk, aparat Koramil Trucuk, dan warga setempat. Usai dibawa masuk ke dalam rumah, Bidan Desa Kalikebo, Susi Hersaptiti, melakukan identifikasi, Kamis siang (10/11) sekitar pukul 10.30 WIB.
Sepeda yang digunakan Andiko saat terseret Banjir

Kerabat korban, Erwan Tri Wahyudi (35 th), warga RT 4/RW 1 Brejo Kidul, menambahkan, Rabu malam, Andiko memang pamitan dengan ibunya untuk keluar rumah, tapi tujuan keluar tidak jelas. Ayah korban, Satiman, baru 3 hari ini kembali kerja merantau di Jakarta untuk jualan es rujak.
“Habis dzuhur ini Andiko disucikan atau dimandikan dan dilakukan shalat jenazah. Dan rencananya menunggu kepulangan ayahnya dari Jakarta yang saat ini sudah dikasih tahu,” ujar Erwan yang dinasnya sebagai guru SDN 2 Wanglu, Trucuk.
Kepala SMPN 3 Bayat atau Estib, Dra Endang Sudarasih setelah melihat langsung lewat tayangan video siswa Estib Post di layar proyektor terkait musibah yang dialami Andiko. Endang mengakui kalau Andiko ini adalah alumni Estib yang lulus tahun 2015 yang menjadi tempat mencurahkan isi hati atau curhat.
Bagaimanapun, sosok Andiko ini, jelas Endang, ikut memberikan semangat bagi siswa lainnya. Setelah lulus dari Estib terus melanjutkan sekolah di SMKN 1 Rota Bayat. Dan dari keterangan siswa Estib yang juga tetangga almarhum, merupakan sosok siswa yang suka menolong teman.
Siswa Estib melihat tanyangan video Estib Post

Saat tayangan tim Estib Post tentang hasil peliputan di tempat kejadian perkara (TKP) di kediaman Andiko, banyak siswa Estib yang menangis dan sangat bersedih. Sosok Andiko ini, jelas Endang, telah ikut memberikan spirit bagi siswa dalam meraih kesuksesan.
“Kami atas nama keluarga besar Estib mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga almarhum, semoga amal kebaikan semasa hidup diterima Tuhan Yang Maha Esa, dan keluarga yang ditingalkan tetap diberikan kesabaran dan ketabahan, amin,” jelas Endang.

0 komentar :

Posting Komentar

 

Kumpul Blogger

Klaten Online

Pengikut