.quickedit{ display:none; }

Minggu, 24 Januari 2010

Bonek Mania Serbu Kota Bandung



Hari Sabtu 23 Januari 2010 jam 18.30 WIB kesebelasan Persebaya Surabaya akan berhadapan dengan Persib Bandung di stadion Jalak Harupat, Soreang Bandung. Kalau Persebaya yang main, maka dipastikan ratusan hingga ribuan pendukungnya yang disebut bonek (bondo nekat) akan mbrojol menyerbu kota tempat pertandingan, di manapun itu, asalkan masih di Pulau Jawa.

Seperti tadi pagi, saya baca di koran , jajaran aparat di Bandung sudah sibuk mengantisipasi kedatangan para bonek itu. Mereka datang ke Bandung dengan kereta api ekonomi dari Surabaya. Ada yang turun di stasiun Kiaracondong, ada yang turun di stasiun Cicalengka, lalu naik tumpangan gratis truk atau mobil bak terbuka menuju Bandung (baca beritanya di sini).


Sepanjang jalan kereta api dari Surabaya menuju kota pertandingan saja para bonek ini sudah bikin resah penduduk sepanjang rel kereta api. Hal ini karena berdasarkan pengalaman warga yang rumahnya dilempari bonek dengan batu dari atas kereta. Sebagai balasannya, kereta api yang mengangkut para bonek yang pulang ke Surabaya dilempari batu oleh penduduk sepanjang rel. Malangnya ada bonek yang tewas karena dilempar batu tadi. Entah berapa kerugian PT KAI setiapkali mengangkut para bonek. Bonek naik kereta saja banyak yang tidak mau bayar, ditambah lagi dengan kerusakan kereta karena lemparan batu. Bahkan, bonek ketinggalan kereta saja sudah membuat warga di stasiun kereta ketakutan.

Sampai di Bandung para bonek mulai bikin ketar ketir sebagian warga kota. Publik Bandung saja sudah terbiasa khawatir dengan bobotoh Persib yang sering melakukan perusakan usai pertandingan jika Persib kalah, apalagi dengan kedatangan para bonek. Hari ini jalan-jalan di Bandung tampak sepi, tidak seramai seperti biasanya akhir pekan. Warga lebih banyak berdiam di rumah, menghindar bertemu dengan bonek. Namanya juga bonek alias modal nekat, mereka kalau sudah berada dalam komunalnya cenderung berbuat nekat apa saja. Bagaimana tidak nekat, dari Surabaya hanya membawa uang pas-pasan cuma Rp 10.000, mana cukup buat makan untuk beberapa hari Bandung, apalagi untuk beli karcis pertandingan. Tidak cukup uang, para bonek pun tidak kehilangan akal. Mereka mengamen di jalanan Bandung untuk mendapatkan tambahan uang.

Ulah para bonek memang membuat orang geleng-geleng kepala. Tidak habis pikir, kok nekat banget. Sebagian bonek tidak segan-segan meminta uang kepada pengguna jalan. Seperti dikutip di Detik.com, bonek menghentikan kendaraan bermotor yang lewat dan meminta uang. Tak hanya minta uang, mereka juga tak segan untuk meminta rokok pada pengguna jalan yang lewat. Para pengguna jalan pun tak kuasa menolak permintaan para bonek ini. Mereka akhirnya memberi uang sekenanya, atau langsung memberi rokok. Berita lainnya baca di sini.


Kedatangan bonek di Bandung memberi efek ketakutan bagi para pedagang makanan. Bagaimana tidak, mereka cendrung mengambil begitu saja makanan tanpa bayar. Saking takutnya, maka pada hari ini sepanjang jalan Kopo hingga Soreang mendadak para pedagang makanan tiba-tiba lenyap begitu saja (beritanya di sini), padahal biasanya mereka berjualan sepanjang trotoar. Hari ini sampai besok mereka memilih tidak berdagang, khawatir dagangan makanan mereka diserbu para bonek yang kelaparan dan tidak mau bayar.

Kedatangan bonek menambah kerepotan aparat di kota dan Kabupaten Bandung. Supaya tidak bertambah nekat, para bonek itu disediakan penampungan (istilahnya di karantina) di Lanud Sulaemen, Margahayu. Sudah itu, mereka disediakan makanan dan dapur umum untuk melayani mereka makan. Prasmanan lagi makannya. Baik banget ya, tapi nggak apalah supaya para bonek itu nggak macam-macam, diberi makan guna meredam emosi para bonek itu, karena orang lapar biasanya sering emosi dan brutal.

Musuh bebuyutan para bonek sebenarnya bukanlah bobotoh Persib, tetapi Aremania, yaitu arek-arek pendukung Arema Malang, sama-sama satu propinsi sebenarnya (sepertinya ada rivalitas antara kota Surabaya dan Malang sejak dulu, begitu yang saya dengar). Kalau sudah bermain melawan Arema, maka dipastikan ada kerusuhan sebelum dan sesudah pertandingan.

Nah, di Bandung para bonek tahu diri juga, mereka tidak mau mencari keributan dengan bobotoh Persib. Meskipun ada trauma perang Bubat antara orang Sunda (kerajaan Galuh) dan orang Jawa (kerajaan Majapahit) pada masa lalu, tapi dalam urusan sepakbola trauma itu sepertinya tidak berlaku. Tidak ada catatan kerusuhan antara bobotoh dan bonek, dan rasanya belum pernah terjadi para bonek membuat kerusuhan di Bandung gara-gara Persebaya kalah. Entahlah kalau nanti malam. Mungkin tipikal orang Sunda yang lemah lembut membuat bonek segan untuk membuat keributan. Lagi pula, mana mau para bonek itu berhadapan dengan bobotoh yang jumlahnya ratusan ribu, apalagi ini di kampung orang lagi. Pasti takut juga mereka. Para bonek itu hanya ingin menunjukkan eksistensi mereka saja kepada orang-orang di sini bahwa mereka benar-benar nekat datang ke Bandung, meneruskan atau melestarikan tradisi dari pendahulunya dengan berbuat apa saja agar bisa makan dan nonton bola. Namanya saja bonek, modal nekat.

(Sumber Detik.Com)

0 komentar :

Posting Komentar

 

Kumpul Blogger

Klaten Online

Pengikut